Facebook Twitter RSS

Ads 468x60px

Senin, 21 Mei 2012

Rajab dan Keutamaan Serta Fadhilahnya

Bismillah. Hadits atau As-sunnah adalah apa yang disandarkan kepada Muhammad SAW, apakah berupa ucapan (Qaul), perbuatan (fi’il), persetujuannya (taqrir) dan sebagainya dengan jalan periwayatan.
Sesuatu yang disandarkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dianggap benar jika landasan yang digunakan tidak terdapat cacat atau celaan menurut kaidah-kaidah ilmu Hadits yang mu’tamad (yang kuat). Seperti tidak adanya para perawi pendusta, lemah, dan berbagai cacat lainnya dimana hal itu bisa dibuktikan dengan kaidah ilmu hadits tersebut. Dengan kata lain berbagai alasan yang disandarkan kepada Nabi Muhammad tetapi bisa dibuktikan bahwa sandaran tersebut mengandung cacat dan cela maka hal tersebut adalah bukan sunnah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sedangkan orang yang berbuat hal tersebut termasuk para pendusta atas nama beliau.
Berbagai alasan yang sering dijadikan sandaran mengenai keutamaan puasa Rajab adalah sebagai berikut:
ALASAN PERTAMA
Konon Nabi SAW pernah bersabda: Rajab itu bulan Allah dan Sya’ban itu bulanku sedangkan Ramadhan itu bulan umatku. Maka barang siapa puasa Rajab dengan iman Dan ikhlash ia berhak mendapat keridhaan Allah yang amat besar dan Ia akan tempatkan dia di surga Firdaus yang paling tinggi. Dan siapa yang puasa Rajab dua hari maka ia akan dapat pahala dua kali dan tiap-tiap pahala beratnya seberat gunung didunia. Dan siapa yang puasa Rajab tiga hari maka Allah akan menjadikan antara dia dan neraka satu parit sepanjang perjalanannya satu tahun. Dan siapa yang puasa Rajab empat hari maka ia akan diselamatkan daripada kecelakaan, penyakit gila, kusta, supak, fitnah Masiihud Dajjal, dan siksa kubur. Dan siapa yang puasa Rajab enam hari maka ia akan keluar dari kuburnya sedang mukanya lebih bercahaya dari bulan purnama. Dan siapa yang puasa Rajab tujuh hari maka sesungguhnya bagi neraka jahannam itu ada tujuh pintu yang tertutup untuknya dengan puasa tiap-tiap hari satu pintu dari beberapa pintunya. Dan siapa yang puasa Rajab delapan hari maka sesungguhnya surga itu memiliki delapan pintu yang dibuka Allah untuknya dengan puasa pada tiap-tiap hari satu pintu dari beberapa pintunya. Dan siapa yang puasa Rajab sembilan hari maka ia akan keluar dari kuburnya sambil menyeru La ilaaha illallah  dan tidak akan dipalingkan mukanya dari surga. Dan siapa yang puasa Rajab sepuluh hari Allah mengadakan baginya pada tiap-tiap satu mil dari jembatan shirathal mustaqim permadani yang dibuat istirahat olehnya. Dan siapa yang puasa Rajab sebelas hari maka tidak ada orang yang lebih utama dari padanya dihari kiamat selain orang-orang yang puasa seperti dirinya atau melebihinya. Dan siapa yang puasa Rajab dua belas hari maka Allah akan pakaikan padanya dihari kiamat dua pakaian yang tiap-tiap pakaian lebih banyak dari dunia dan seisinya. Dan siapa yang puasa Rajab tiga belas hari maka ia mendapatkan hidangan dibawah Arsy lalu ia makan sedangkan orang-orang lain dalam kesusahan yang sangat. Dan siapa yang puasa Rajab empat belas hari maka Allah akan memberikan ganjaran yang belum pernah dilihat mata, didengar telinga dan ganjaran yang  belum pernah terlintas dihati manusia. Dan siapa yang puasa Rajab lima belas hari maka Allah akan menghubungkannya dengan orang-orang yang selamat Dan tak seorangpun malaikat atau nabi yang melewatinya kecuali berkata berbahagialah engkau, engkau termasuk golongan orang-orang yang selamat (HR. Ibnu AhmadZM).
Ketahuilah, HADITS INI TERMASUK HADITS PALSU.
Dalam rangkaian sanad hadits ini terdapat: -1. AlKasa’i yang menurut Imam Suyuthi seorang yang tidak terkenal dikalangan ahli Hadits. -2. Abu Bakar Muhammad bin Hasan an-Naqas yang dikenal oleh Imam Thalhah bin Muhammad Asy-syahid sebagai tukan dusta dalam urusan hadits, dan dikenal oleh Imam al-Barqani sebagai Munkarul Hadits (Pembawa hadits yang diingkari/ditolak riwayatnya), sedangkan Imam Suyuthi memasukkannya sebagai rawi (pembawa hadits) pemalsu hadits.